selama Tuhan masih mengizinkan
aku akan tetap hidup
selama Tuhan masih mengizinkan
aku tetap menyayangi mu
Rabu, 23 April 2014
Semangat
dalam diri
yang terdalam
setiap orang
setiap jiwa
ada api
api kecil
menunggu untuk membesar
yang terdalam
setiap orang
setiap jiwa
ada api
api kecil
menunggu untuk membesar
Orang Berjas
Orang Berjas
mereka kira dirinya hebat
bercermin pada sendok
yang berkata sebaliknya.
Menjual omongan
kepada rakyat bawah
seperti
menjual balon ke bocah
besar diluar, hampa didalam.
Menggumbar janji
ke rayat bawah
layaknya pupuk
yang ditebar ditanah
membesarkan harapan rakyat
Oknum
Mereka yang berbaju coklat
tidak mencari suatu keadilan
hanya mencari lembaran uang dan hormat yang mereka ingin
tapi tak semua
tidak mencari suatu keadilan
hanya mencari lembaran uang dan hormat yang mereka ingin
tapi tak semua
Kata-kata
Kata-katamu melukai, tetapi aku tidak pernah bisa membalasnya karena benci. Kau selalu melukai orang-orang tak bersalah dengan kata-katamu yang seperti pisau tajam disemua sisinya, melukai orang lain dan dirimu sendiri. Serasa ingin membunuhmu. Tapi yang bisa aku lakukan hanya mengutukmu, dengan kata-kata.
Pandai Besi?
Ia panaskan tungku
masak bahannya;
kesedihan, kepedihan,
kebahagian, senang, cinta.
Siang malam ia berjaga
agar api tak padam.
Ia keluarkan
cairan panas
dari tungku
pun keluar
ia bentuk
ia tempa
jadilah
sebuah perasaan
Senin, 21 April 2014
Antrian
sepertinya ada antrian
untuk menjadi kekasihmu
aku pun salah satunya
aku dipaling depan
tapi semua buyar
aku tidak ingat
sesuatu menyengatku
hingga jatuh
serasa lumpuh
untuk menjadi kekasihmu
aku pun salah satunya
aku dipaling depan
tapi semua buyar
aku tidak ingat
sesuatu menyengatku
hingga jatuh
serasa lumpuh
Pemilihan Orang Berjas
Pemilihan Orang Berjas, ya ini kata lain saya buat Pemilu, karena rata-rata para manusia ini berfoto dengan menggunakan jas dan ingin terlihat wibawa. Bagi saya mereka tidak lebih dari badut yang ingin terlihat wibawa atau seorang pencuri yang tidak terlihat.
Kita akan melihat kebusukan bangkai tidak pada hari ia mati, tapi setelah beberapa hari kemudian. Nah kita ibaratkan para manusia yang haus akan jabatan, uang, hormat dsb. itu seperti bangkai, kita tidak akan melihat kebusukan mereka pada hari ini, tapi beberapa hari, minggu, bulan atau tahun kemudian. Pada akhirnya kita harus menguburkan bangkai itu gar tidak merugikan orang lainnya, entah karena menimbulkan bau, penyakit, kejijikan atau yang lainnya. Sama seperti bangkai, kita pun harus menguburkan para manusia ini di jeruji besi agar tidak menimbulkan penyakit, kejijikan, bau atau yang lainnya.
Walaupun kita mengadakan pemilihan secara "adil" ini baru setelah rezim Orde Baru berakhir. Sebelumnya pemilihan di Indonesia jarang yang bersifat "adil" karena rata-rata telah dikendalikan seperti kuda yang ditunggangi manusia. Semuanya diatur dan hanya ada satu pemenang, ya satu pemenang Si Jendral Yang Selalu Tersenym. Si Jendral selalu mengatur pemilihan-paling-menentukan-nasib-Indonesia selama 7kali atau setara 35tahun. Tapi karena beberapa pemikiran yang mau menunjukan dirinya akhirnya Si Jendral ini diusir dari jabatannya secara paksa oleh beribu orang bahkan berjuta orang. Dengan memakan korban tidak sedikit Sang Jendral dapat diusir dari Kursi Besar Negara Indonesia.
Kembali ke pokok permasalahan. Para manusia ini berusaha tidak hanya dengan keringat juga uang dan bantuan dari seorang ustadz atau orang-yang-dianggap-memiliki-ilmu. Manusia ini akan menghalalkan segala cara agar dia dapat duduk di kusri Wakil Rakyat. Kita bisa lihat jurus yang sering digunakan para manusia ini agar orang mau memilihnya yaitu Jurus Uang Yang Berbicara. Menurut saya saat masa mengiklankan diri saja mereka sudah melakukan hal yang tidak jujur bagaimana saat mereka mem-rezim? Tapi namanya juga negara sedang berkembang, apapun dapat dibeli dengan uang.
Politikus
lihat para politikus
merasa paling maha
dan sangat benar.
argumen demi argumen
dicelotehkan
tak mengenal tempat
tak mengenal waktu
tak mengenal rasa malu
Selasa, 11 Februari 2014
Tugas dan Pekerjaan
Aku masih sekolah, tugas-tugas selalu mengejar-ngejar aku. Bagaimana kalau besok aku kerja? Apa akan seperti ini? Bagiku hidup harus santai tapi jangan bersantai-santai. Jika kalian terlalu serius kalian hanya akan mendapat penyesalan.
Saat sekolah dikejar oleh tugas-tugas dan ulangan-ulangan. Nanti kerja dikejar oleh pekerjaan yang menumpuk. Akhirnya kalian hanya akan pensiun dengan uang yang tak seberapa dan hanya penyesalan yang ada.
Saat sekolah dikejar oleh tugas-tugas dan ulangan-ulangan. Nanti kerja dikejar oleh pekerjaan yang menumpuk. Akhirnya kalian hanya akan pensiun dengan uang yang tak seberapa dan hanya penyesalan yang ada.
Rabu, 05 Februari 2014
Pengagum
Aku pengagummu
Tak perlu tahu siapa aku
Tak perlu tahu kenapa aku mengagumimu
Kau hanya perlu tahu
kau punya pengagum
Kau mungkin tak tahu
siapa aku?
Kau mungkin bertanya
apa kita saling mengenal?
Kau mungkin ingin tahu
apa kita pernah bertemu?
Kau hanya perlu tahu
kau punya pengagum
Kau bisa menyebutku, pengagummu
atau orang yang mengagumimu
Tak perlu tahu siapa aku
Tak perlu tahu kenapa aku mengagumimu
Kau hanya perlu tahu
kau punya pengagum
Kau mungkin tak tahu
siapa aku?
Kau mungkin bertanya
apa kita saling mengenal?
Kau mungkin ingin tahu
apa kita pernah bertemu?
Kau hanya perlu tahu
kau punya pengagum
Kau bisa menyebutku, pengagummu
atau orang yang mengagumimu
Di Ruang berisik (28/01/14)
Kenangan 2
Disebuah warung aku terduduk
Sendiri, tanpa tema
tanpa teman
kecuali buku, rokok, dan minum
Duduk sendiri, mengingat kenangan
kenangan kita berdua
yang berlalu-lalang
Tidak bisa diam
Sendiri, tanpa tema
tanpa teman
kecuali buku, rokok, dan minum
Duduk sendiri, mengingat kenangan
kenangan kita berdua
yang berlalu-lalang
Tidak bisa diam
Di Warung Makan(21/11/13)
Kenangan
Ingatanku masih berbau dirimu
kenagan kita yang sedikit
Tidak bisa diulang lagi
Karena kita jarang bertemu
dan berbincang
Perbincangan kita selalu singkat
dan monoton
Tapi aku senang
Asalkan denganmu
kenagan kita yang sedikit
Tidak bisa diulang lagi
Karena kita jarang bertemu
dan berbincang
Perbincangan kita selalu singkat
dan monoton
Tapi aku senang
Asalkan denganmu
Sepercik kebahagiaan
Aku selalu bersyukur
Atas karuniaNya
untuk dapat mengenalmu
Sepercik kebahagiaan, pernah aku rasakan
walau kini duka memelukku, erat
Dulu aku membenci sepi
Kini kami berdamai
Karena dia yang menemaniku
Dibanding dirimu
Yang jauh
Tak pernah kutemui
Atas karuniaNya
untuk dapat mengenalmu
Sepercik kebahagiaan, pernah aku rasakan
walau kini duka memelukku, erat
Dulu aku membenci sepi
Kini kami berdamai
Karena dia yang menemaniku
Dibanding dirimu
Yang jauh
Tak pernah kutemui
Langganan:
Postingan (Atom)